8 Contoh Artikel Opini Berbagai Tema dan Pembahasan

By: rianda 10 min read

Contoh Artikel Opini

Membaca artikel merupakan sesuatu yang bermanfaat untuk perkembangan intelektual. Salah satunya membaca berbagai contoh artikel opini untuk mengetahui perspektif yang berbeda mengenai sebuah isu.

Melalui opini, penulis dapat mengungkapkan pendapatnya yang bersifat subjektif namun tetap diimbangi dengan fakta melalui data. Inilah yang membuat penulisan artikel opini cukup kompleks. Untuk mengenal lebih lanjut, mari simak pembahasannya:

Definisi Artikel Opini

Sebelum masuk pada contoh-contoh artikelnya, perlu memahami tentang apa itu artikel jenis opini. Sesuai dengan namanya, artikel opini merupakan tulisan yang berisikan pendapat, gagasan, hingga ide pribadi penulis mengenai sebuah isu/fenomena.

Penulis bertanggung jawab untuk memaparkan tema melalui tulisan yang sifatnya lebih subjektif. Walau tidak terpaku oleh data semata, pendapat yang dikemukakan tetap harus rasional dan didukung berbagai fakta logis sebagai dasar opininya.

Oleh sebab itu, artikel opini sebenarnya kombinasi dari tipe obyektif serta subjektif. Pada dasarnya artikel yang berbentuk opini tetap memiliki fakta walaupun diinterpretasikan dengan pendapat pribadi penulis.

Contoh artikel opini banyak ditemukan di media cetak maupun digital. Untuk menuliskan artikel, diperlukan persiapan matang. Mulai dari mencari topik, menentukan tulisan bersifat pro atau justru kontra, hingga mempelajari struktur artikelnya.

Artikel opini memiliki beberapa ciri utama. Karakteristik tersebut antara lain:

  • Berasal dari masalah aktual, artinya permasalahan benar-benar terjadi di masyarakat.
  • Teknik untuk menyusun opini dalam artikel memakai pola deduktif induktif.
  • Sifatnya subjektif, artikel dituliskan sesuai perspektif penulis mengenai suatu fenomena. Namun tetap mengacu pada data dan memberikan saran yang logis.

Berbagai Contoh Artikel Opini

Sebelumnya telah dibahas mengenai definisi dari artikel opini. Untuk menghasilkan artikel yang baik, tidak cukup dengan mencari tema serta mempertimbangkan pro kontra. Penulis juga perlu memahami seperti apa struktur artikelnya.

Dalam artikel opini wajib ada tiga bagian utama, yaitu:

  • Bagian pembuka yang berupa pernyataan tentang pendapat penulis, berada pada bagian akhir dari paragraf pembukanya.
  • Argumen pendukung. Merupakan bagian isi, yang membuat dasar opini menjadi kuat. Gunakan fakta serta data sebagai pendukung argumen yang dikemukakan.
  • Penegasan ulang. Ini adalah bagian penutupnya. Penulis mempertegas ulang opininya sehingga lebih pembaca dapat mengingat pesan utama yang ingin disampaikan.

Berikutnya mari melihat berbagai contoh penulisan artikel opini sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran. Mari simak contoh-contohnya di sini:

1. Contoh Artikel Opini tentang Pendidikan

Pendidikan merupakan tema yang luas dan berkaitan erat dengan kehidupan individu sebagai masyarakat yang pernah mengenyam pendidikan. Berikut contoh artikel opini yang membahas seputar pendidikan anak:

Pendidikan Tinggi Bukan Berarti Pribadi yang Terdidik

Tingginya pendidikan kerap kali dikaitkan dengan pandangan yang positif di masyarakat. Hal ini benar, namun bukan sepenuhnya jaminan. Pasalnya, masih banyak tindak keburukan yang justru datang dari kalangan berpendidikan tinggi.

Contoh yang paling umum adalah tindak korupsi dan nepotisme. Sementara itu yang seringkali tertutupi adalah kekerasan dalam keluarga. Pendidikan sangat penting, namun bukan jaminan akan pribadi yang terdidik pula. Seperti apa?

Pandai Belum Tentu Berkarakter Baik

Karakter merupakan sesuatu yang dibawa oleh seseorang sejak dirinya lahir ke dunia. namun, tidak demikian dengan perilaku yang dibentuk dari lingkungan sekitar orang tersebut. Banyak sekolah berhasil mencetak orang-orang yang pandai.

Namun, kenyataannya masih banyak pemegang gelar pendidikan tinggi yang bertindak menyimpang sehingga merugikan orang lain. Seperti pisau, ilmu yang dimiliki dapat digunakan untuk tindakan positif atau justru sebaliknya menjadi racun.

Tidak jarang terjadi, oknum berpendidikan tinggi dan kekayaan milyaran yang melakukan tindak korupsi justru mendapatkan keistimewaan di balik jeruji besi. Karakter seperti inilah yang sayangnya masih banyak dimiliki masyarakat.

Revisi Terkait Sistem Pendidikan Dapat Menjadi Solusi

Tidak dipungkiri bahwa masih banyak instansi pendidikan yang berfokus pada hasil serta pencapaian pelajarnya. Hal ini bisa melanggengkan tindak seperti mencontek, dikarenakan fokus pada nilainya saja tapi tidak benar-benar memahami materinya.

Banyak pelajar memaki para pelaku korupsi, namun dirinya telah mengembangkan bibit seperti ini dengan tindak kecurangan. Kembali lagi hanya terpaku pada nilai dan lulus, namun tidak dibarengi dengan karakter yang kuat.

Pelajar perlu dikenalkan akan pentingnya proses. Terlepas dari hasilnya, proses justru menjadi bagian yang dibawa hingga masa depan. Dengan begitu, pelajar dapat lebih menghargai jerih payahnya dan tidak terpaku dengan pencapaian orang lain.

Perlu ada revisi terhadap sistem pendidikan yang mengutamakan proses serta pendidikan karakter. Ini semua membutuhkan kerjasama berbagai pihak. Tidak hanya siswa dan guru namun juga orang tua sehingga terbentuk kebiasaan baik.

Saatnya memulai pembiasaan yang mengutamakan proses sebagai bagian dari bertumbuh dan berkembang. Pribadi yang terdidik secara karakter akan diliputi keinginan untuk terus maju dan melangkah, bukan sekedar pencapaian tinggi berdasarkan angka.

2. Contoh Artikel Opini Tentang Objek Wisata

Objek wisata di Indonesia sangat beragam. Semua memiliki nilai unggulnya masing sehingga untuk mengunjunginya perlu ada upaya, misalnya menyiapkan biaya. Sayangnya, hal ini terkadang disalahgunakan. Selengkapnya di contoh artikel opini berikut:

Ketika Harga Masuk Candi Borobudur Meningkat Pesat

Isu kenaikan harga masuk ke Candi Borobudur sempat meningkat drastis, bahkan hingga 750 ribu. Hal ini tentu menimbulkan ketidaksetujuan dari berbagai pihak. Bila ditelaah kembali sebenarnya hal ini bisa dicari jalan tengahnya.

Pengambilan Jalur Ekstrem

Wacana pihak Candi Borobudur untuk menaikkan harga sebenarnya bukan tanpa alasan. Semakin banyak tindak masyarakat yang mencerminkan perilaku tidak etis. Dari yang paling sederhana, melanggar aturan dilarang memanjat.

Membuang sampah sembarangan juga kerap kali menjadi isu yang ditemukan. Oleh sebab itu kenaikan harga hingga 750 ribu dimaksudkan untuk membatasi pengunjung yang hadir. Sehingga kemungkinan melanggar aturan dapat diminimalisir.

Bukan rahasia jika tidak semua orang datang untuk menghargai peninggalan sejarah. Banyak di antaranya yang hanya mencari hiburan. Hal tersebut tidak salah, selama mengikuti aturan yang berlaku.

Namun dengan diambilnya tindakan berupa kenaikan harga yang sedemikian fantastis, dapat menutup kemungkinan bagi mereka yang benar-benar ingin mendalami peninggalan sejarah. Apalagi yang kondisi ekonominya terbatas.

Perlu Mencari Jalan Tengah untuk Kedua Pihak

Baik pengunjung maupun pengelola Candi Borobudur memiliki kepentingan masing-masing. Untuk itu diperlukan jalur tengah yang memberikan nilai positif bagi keduanya, meski tidak semua orang merasa senang.

Misalnya dengan mengetatkan peraturan yang sudah ada. Baik dari jumlah pengunjung atau cara mendaftarnya. Sehingga orang melakukan usaha untuk mendatangi tempat tersebut, dan lebih bisa menghargai apa yang ada di dalamnya.

Bila tetap ingin menaikkan harga, sebaiknya tidak begitu besar sehingga masyarakat yang benar-benar mau belajar tetap bisa datang. Harapannya, dengan kebijakan yang direvisi pengunjung akan lebih tertib.

3. Contoh Artikel Opini tentang Kesehatan

Kesehatan mental merupakan sesuatu yang kerap kali tidak disadari. Banyak orang lalai sehingga akhirnya mengalami kejatuhan mental karena sering diabaikan. Artikel berikut akan membahas mengenai kesehatan mental:

Stop Abai, Kesehatan Mental Sama Pentingnya dengan Fisik

Tidakkah kita sadar bahwa seringkali orang yang izin bekerja karena sedang demam akan mendapat lebih banyak dukungan. Bandingkan dengan izin karena membutuhkan perawatan secara mental, stigmanya akan lebih negatif.

Jangankan di lingkungan kerja, dalam ranah keluarga yang sifatnya lebih personal pun masih banyak hal serupa. Mereka yang sedang sakit secara mental akan dipandang berbeda. Padahal, sakit mental dengan fisik sama seriusnya.

Kondisi Fisik dan Psikis yang Saling Terhubung

Tubuh kita sebenarnya merupakan satu kesatuan. Apa yang terjadi dengan fisik dapat mempengaruhi mental, begitu pula sebaliknya. Sebagai contoh, bayangkan saat-saat dimana kita merasa khawatir.

Tanpa kita sadari, tubuh mulai mengeluarkan reaksinya. Beberapa yang paling umum seperti berkeringat, sakit perut, dada sesak, gemetar, dan ketidaknyamanan lainnya. Ini merupakan tanda bahwa keduanya sedang berkomunikasi.

Tubuh menangkap sinyal stres dan kemudian menerjemahkannya sebagai sinyal bahaya. Jadi, rasa sakit yang dirasakan pada mental seseorang juga dapat mempengaruhi kondisi fisiknya. Begitu pun berlaku sebaliknya.

Minim Empati dan Rendah Literasi, Sebabkan Kondisi Mental Memburuk

Hal yang sering terjadi adalah minimnya rasa empati masyarakat, turut disebabkan oleh kurangnya literasi tentang kesehatan mental. Sayangnya, sakit mental kerap kali justru tidak terlihat sehingga banyak orang menderita dalam diam.

Kekhawatiran untuk dianggap lemah karena masalah mental membuat banyak orang tidak terbuka tentang permasalahan mentalnya. Terlebih, budaya membandingkan yang masih sering terjadi.

Tidak jarang ketika mendengar seseorang bercerita akan keresahannya, pendengar justru membandingkan dengan dirinya atau orang lain yang lebih menderita. Hal ini justru memperburuk perasaan orang yang bercerita.

Sebagai orang yang dipercaya untuk mendengar, alangkah baiknya jika hati dan pikiran benar-benar hadir untuk orang tersebut. Bukan menolak perasaannya dengan membandingkan, melainkan dengan diskusi yang sehat.

Kita semua memiliki andil terhadap kesehatan mental, terlebih dengan kemudahan mengedukasi diri seperti sekarang. Rutin periksa kondisi diri dan orang sekitar. Mari bangun kebiasaan baik: mendengar tanpa menghakimi.

4. Contoh Artikel Opini tentang Sampah

Permasalahan membuang sampah sembarangan kenyataannya masih kerap kali kita temukan di lingkungan sekitar. Misalnya di tempat wisata, bioskop, gedung sekolah, dan sebagainya. Artikel berikut akan membahas tentang kebiasaan tersebut:

Kebiasaan Mengakar Terkait Sampah

Sudah berapa kali kita melihat sampah tergeletak di tempat yang tidak seharusnya? Atau justru kita yang pernah melakukan hal tersebut? Tidak apa-apa selama kita masih menyadari untuk mengubah perilaku tersebut.

Masalahnya, hal ini masih banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Pola pikir yang masih keliru adalah: ada orang yang bertugas membersihkannya, dan mereka dibayar. padahal tanggung jawab dimulai dari diri sendiri.

Malas Membuang Sampah

Bila berkunjung ke restoran cepat saji, seringkali kita dapati pengunjung meninggalkan kemasan bekas makan dan minumnya di meja. Hal ini sebenarnya sudah kebiasaan, sehingga dilakukan tanpa sadar.

Pengunjung berpikir bahwa akan ada petugas yang membersihkan, sesuai dengan tugasnya. Namun tidak ada yang rugi dengan membuang sendiri sampah miliknya, apalagi tempat tersebut sudah menyediakan sampah.

Kebiasaan baik ini yang akan diturunkan pada generasi penerus kelak. Dengan membiasakan diri disiplin, tanpa disuruh pun sampah akan dibuang sendiri. Baik di rumah maupun tempat umum.

Yang sering membuat heran adalah sampah yang dibuang sembarangan. Banyak orang malas mencari tempat untuk membuang sehingga lantas menjatuhkannya begitu saja di sembarang tempat.

Membangun Kebiasaan Baik

Bagi kita yang sudah terbiasa melakukan sesuatu, bisa jadi merasa tidak ada yang salah karena sudah biasa dilakukan. Orang beranggapan bahwa masih banyak yang juga sembarangan membuang, bukan hanya dirinya.

Namun dengan menyadari sejak sekarang, kebiasaan kecil yang dilakukan terus menerus seperti ini dapat melatih diri untuk mengembangkan kebiasaan baik lainnya. Tidak hanya berkaitan dengan membuang sampah.

Kita dapat menjadi pihak yang memulai kebiasaan baik untuk diturunkan ke anak hingga cucu nantinya. Mulai dari menabung, membuang sampah, berterima kasih, makan secukupnya, dan kebiasaan positif lainnya.

5. Contoh Artikel Opini tentang Finansial

Mengenalkan anak terhadap pengetahuan finansial sejak dini merupakan langkah yang tepat. Dimulai dari yang sederhana, misalnya menabung dan berjualan. Contoh artikel opini berikut akan membahas tentang pentingnya mengobservasi kondisi finansial:

Membentuk Masyarakat yang Lebih Kuat Dari Hari ke Hari

Banyak masyarakat Indonesia yang masih mengalami kesulitan secara ekonomi. Bukan saja yang kekurangan untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun kita membicarakan orang-orang dari golongan menengah.

Golongan yang dianggap cukup ini berada di tengah, tidak kaya raya namun juga tidak miskin. Namun justru banyak dari golongan ini yang berisiko mengalami kemiskinan karena lemahnya literasi finansial.

Mengamati Kondisi Finansial

Pernahkah kita merasa kekurangan, padahal sudah memiliki pemasukan setiap bulannya? Banyak orang beranggapan bahwa kemapanan dilihat dari seberapa banyak uang yang kita dapatkan dan miliki.

Namun, kemapanan sejatinya berkaitan erat dengan kemampuan dalam membuat perencanaan finansial. Artinya, meski nominal yang didapatkan tidak seberapa besar, dengan pengelolaan yang tepat jumlah tersebut bisa dicukupkan.

Sebaliknya, ada juga yang memiliki penghasilan hingga dua digit namun masih merasa kesulitan untuk menabung. Terdengar klise, namun kenyataannya melakukan perencanaan keuangan sudah menolong banyak orang.

Dimulai dengan mengamati kondisi keuangan pribadi secara jujur. Bagian mana yang dirasa paling menguras dana. Pengeluaran apa yang sebenarnya tidak begitu diperlukan, dan lain sebagainya.

Mulai Mengambil Tindakan

Setelah mengamati dan menemukan permasalahan dari kondisi finansial, barulah kita bisa merencanakan tindakan apa yang dapat dilakukan. Jika menginginkan cara praktis, sekarang teknologi sudah semakin bisa diandalkan.

Cara yang cukup banyak digunakan saat ini adalah memanfaatkan aplikasi catatan keuangan. Masyarakat bisa mengunduh dan menggunakannya di perangkat pintar. Catat dana yang dimiliki, pengeluaran, pemasukan, dan sebagainya.

Dengan rutin mengisi setiap kali ada pengeluaran serta pemasukan, pada akhir bulan dapat terlihat seperti apa cash flow-nya. Apakah sehat, atau memerlukan tindak perbaikan? Hal ini yang perlu dipertimbangkan secara jujur.

Mulailah mengambil tindakan dari sekarang. Contohnya berkomitmen menabung 10% dari penghasilan bulanan. Meski kecil, namun konsistensi memegang peran penting untuk membentuk kebiasaan baru.

Tindakan perubahan ini dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan pribadi. Dengan terbiasa mengetahui pergerakan keuangan dalam sebulan, masyarakat akan terbantu untuk merencanakan tindakan untuk memperbaiki kesehatan finansialnya.

6. Contoh Artikel Opini tentang Bekerja di Rumah

Saat ini, cukup banyak masyarakat yang bekerja di rumahnya apalagi sejak pandemi. Namun kondisi semakin membaik, banyak yang kembali bekerja di kantor. Contoh artikel opini berikut adalah sudut pandang masyarakat yang bekerja dari rumah:

Siapa Bilang yang di Rumah Saja tak Mengumpulkan Cuan?

Sudah bukan rahasia apabila orang yang terlihat sering di rumah, memakai baju santai dan memiliki waktu fleksibel dianggap pengangguran. Walaupun bekerja, dianggap sebagai sampingan saja. Padahal banyak juga yang berhasil.

Mereka yang memilih bekerja dari rumah memiliki alasan berbeda-beda. Misalnya, pekerjaan seorang seniman digital membuatnya merasa aman untuk berkreasi dan mengembangkan diri sebanyak-banyaknya dari rumah.

Ada juga yang sambil mengurus keluarga, memiliki isu tertentu, dan lain sebagainya. Hal yang penting adalah orang tersebut tetap mengembangkan potensi yang dimilikinya secara bertahap dan bertanggung jawab.

Mengubah Pandangan Tentang Work From Home Tidak Diperlukan Lagi

Kita tidak memiliki kendali atas apa yang dipikirkan oleh orang lain. Entah apa yang orang lain ucapkan, itu semua adalah ranah realita mereka. Jadi bukan berarti karena ucapan tersebut lantas kita menjadi goyah.

Termasuk mengenai bekerja tanpa keluar rumah. Kita hanya perlu merasa yakin bahwa apa yang sedang kita kerjakan ini membantu diri untuk berkembang, bermanfaat, dan tentunya tidak menyulitkan orang lain alias halal.

Terkadang kita memasukkan opini orang lain hingga ke bawah sadar, lupa bahwa hal tersebut ranahnya di luar diri kita. Setelah berkomentar, mereka juga akan kembali ke urusan hidupnya masing-masing.

Kadangkala orang lain tidak bermaksud untuk melukai. Hanya saja karena kebiasaan atau faktor lainnya, mereka terbiasa berkomentar tanpa diminta. Mari kita anggap ucapan itu hanya angin mendung yang akan segera pergi.

Kita yang memiliki kendali akan berespon seperti apa terhadap pendapat yang meremehkan. Satu hal yang pasti, kita bisa memilih untuk tetap berjuang atau membiarkan diri tenggelam dalam ucapan mereka.

7. Contoh Artikel Opini tentang Media Sosial

Peran media sosial dalam kehidupan bermasyarakat teramat besar, khususnya zaman teknologi seperti sekarang. Berbekal perangkat pintar kita bisa belajar, bekerja, hingga berkreasi. Contoh artikel opini kali ini membahas media sosial:

Instagram, Benarkah Toxic?

Jika membicarakan media sosial, salah satu terbesit di kepala adalah Instagram. Platform berbasis foto ini berhasil menarik minat masyarakat dunia. Tercatat penggunanya bahkan mencapai angka 2 miliar pada awal 2022.

Namun, sesuatu yang besar juga membawa pro dan kontra yang membersamainya. Banyak orang menikmati dan terbantu dengan adanya Instagram. Sebaliknya, ada juga yang memilih hengkang karena menganggap Instagram toxic.

Mengulik Kegunaan Akun Instagram

Benar bahwa fungsi Instagram terus berkembang seiring waktu. Dari yang dulunya hanya bisa mengirimkan foto dan video, sekarang menjadi platform multifungsi. Ada reels (video panjang), fitur story, bahkan shop untuk berjualan.

Dengan semakin banyaknya hal yang dapat dilakukan di Instagram, tentunya juga terdapat risiko. Salah satu yang sering dikeluhkan adalah banyaknya orang memamerkan kehidupannya secara berlebih.

Hal seperti ini menimbulkan perasaan rendah diri (insecure) yang terjadi karena melihat kehidupan orang lain. Apa yang tadinya kita rasa baik-baik saja, mendadak jadi terasa salah dan kurang.

Kita melihat kehidupan orang lain yang begitu berwarna, dengan komentar-komentar yang semua mengagumi dirinya. Belum lagi konten-konten meresahkan seperti golongan tertentu yang begitu “keras” dalam meyakini pendapatnya paling benar.

Kita Adalah Pemegang Kendali

Jika menilik lebih jauh, betul bahwa terdapat sisi yang membuat perasaan tidak nyaman dari Instagram. Namun, bila melihat sisi positifnya juga sangat banyak. Jadi, semuanya tergantung dengan kita.

Apa yang kita sering lihat, itulah yang akan muncul. Kita dapat memilih melihat konten yang memberdayakan mental, atau justru membuatnya goyah. Hanya kita yang mengerti konten seperti apa yang memang dibutuhkan.

Begitu pun dengan melihat kehidupan teman atau keluarga yang nampak lebih baik. Kembali lagi, apa yang terlihat tidak mewakili keseluruhan hidup orang tersebut. Mari melatih diri untuk netral saja.

Menganggap apa yang kita saksikan di media sosial adalah mereka, dan bukan kita. Akan lebih bijak jika media sosial digunakan untuk lebih mengenal diri. Misalnya dengan membaca konten-konten pegiat kesejahteraan mental.

Kita adalah makhluk yang berdaya. Meski tidak mungkin mengendalikan apa yang orang posting, platform ini sudah menyediakan berbagai fitur untuk membatasi dan memfilter. Tinggal kita yang memanfaatkannya atau tidak.

8. Contoh Artikel Opini tentang Psikologi

Pengasuhan anak memegang peran penting dalam membentuk perilakunya hingga masa mendatang. Baik perilaku baik maupun luka yang tidak kunjung sembuh. Berikut contoh artikel opini tentang pola pengasuhan:

Ketika Rasa Sayang Justru Mencengkeram Terlalu Kuat

Setiap orang tua memiliki gaya yang berbeda dalam mengasuh anak. Pola ini merupakan kombinasi dari pengalaman pribadi serta ilmu yang dimiliki. Sebagai orang tua, tentu ingin melindungi anak-anaknya.

Sayangnya, dalil ingin melindungi ini juga dapat menghasilkan rasa sakit kepada anak. Perilaku yang akan dibahas di sini adalah overprotektif. Protektif artinya berupaya untuk melindungi anak dari berbagai kemungkinan bahaya.

Namun, bila diterapkan secara berlebihan, maka sudah dapat dikategorikan sebagai overprotektif. Anak dikekang dan terlalu dibatasi untuk mengambil risiko dan mencari jalan teraman.

Masalah Kesehatan Mental yang Terbentuk dalam Diam

Bila dilakukan terus menerus, kesempatan anak untuk mengenali kemampuannya sendiri akan menumpuk dan menimbulkan perasaan minder hingga dewasa. Pernah melihat seseorang yang begitu takut untuk mencoba berbagai hal tanpa persetujuan orang tuanya?

Bahkan untuk meminta persetujuan, anak sudah keburu khawatir dan akhirnya mengurungkan niat. Menjadi pribadi yang takut akan perubahan dan kesulitan untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran sebenarnya.

Dengan sering menekan keinginan dan kehendak pribadi untuk lebih bebas, resiko untuk mengalami masalah kesehatan mental cukup tinggi. Karena pada hakikatnya, manusia adalah makhluk bebas. Tentunya bebas yang bertanggung jawab.

Banyak orang dewasa yang memiliki unfinished business (masalah yang tidak terselesaikan). Meski sudah melupakan, namun ada jiwa anak-anak yang terdapat dalam dirinya, masih menyimpan luka tanpa disadari.

Apabila luka ini tidak disembuhkan, akan sulit bagi orang dewasa tersebut untuk berkembang dengan optimal. Permasalahan yang seharusnya dapat diselesaikan, justru membuatnya tidak yakin dan bergantung karena tidak terbiasa mengambil keputusan.

Melihat Anak Sebagai Manusia yang Berdaya

Tidak ada makhluk yang senang jika dirinya berada dalam kondisi tidak berdaya. Jangankan manusia, hewan pun tidak akan senang bila hanya dikurung dalam kandang. Bukan berarti tidak boleh membuat batasan.

Maksudnya adalah, antara batasan dengan kebebasan perlu imbang. Mana hal yang sekiranya masih dapat ditangani oleh anak. Sedikit kesulitan akan mengajarkan anak untuk tangguh, namun ada pula waktunya untuk dibantu.

Mari melihat anak sebagai manusia. Mereka adalah sosok yang berbeda, bukan orang tuanya. Meski mereka dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua, anak berkehendak untuk menemukan sosok yang sungguh-sungguh dirinya.

Mari mulai memberi kepercayaan terhadap anak. Hindari menghakimi dan banyak mengekang. Anak memiliki sayap yang akan berkembang dengan sendirinya, jangan memaksanya tumbuh atau justru mematahkannya.

Demikian pengertian serta beberapa contoh artikel opini yang mengusung tema berbeda-beda. Memahami struktur artikel opini tidak tidak cukup, melainkan perlu diterapkan langsung dalam praktiknya.

Meta deskripsi:

Artikel opini merupakan tulisan mengenai pendapat subjektif akan sebuah fenomena. Di sini akan ditampilkan beberapa contoh artikel opini yang mengandung 3 unsur yaitu pembuka, argumen, dan penutup.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *